MAKALAH
SEWA, BUNGA DAN KEUNTUNGAN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata
Kuliah Pengantar Ekonomi
Dosen pengampu: Guntur Kusuma
Wardana, MM
Disusun Oleh :
Moh. Sigit Basuki
Susi Wulandhari
Uun Hasanah
Widyaningrum
Yuliatin
PROGAM STUDI EKONOMI SYARI’AH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM IBRAHIMY GENTENG
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT. Tuhan semesta alam karena
atas izinNya kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Sewa, Bunga dan Keuntungan”, dengan lancar, semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
memberikan manfaat bagi kita semua.
Tak
lupa kami sampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang
telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini
sehingga makalah ini dapat selesai dengan lancar, dan juga memberikan dukungan
baik secara moril maupun materiil.
Akhir
kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis
pada khususnya ,penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh
dari kata sempurna untuk itu kami penulis mengharap saran dan kritik yang
bersifat membangun demi perbaikan ke arah yang lebih baik. Akhir kata
penulissampaikanterimakasih.
Genteng, 12 Desember 2016
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.Latar
Belakang
2.Rumusan Masalah
3.Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sewa Ekonomi
2.2 Sewa
Tanah Sebagai Suatu
Surplus
2.3 SewaEkonomi
Dan Pendapatan Pindahan
2.4 Modal,
Suku Bunga
Dan Produktivitas Modal
2.5 Menentukan Tingkat Bunga
2.6 Pendapatan
Para Pengusaha Yaitu Kentungan
BAB III PENUTUP
1. Simpulan
2.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Dalam perekonomian, di samping tenaga kerja terdapat
faktor-faktor produksi lain seperti tanah, modal, dan keahlian keusahawan.
Ketiga faktor produksi yang baru disebut ini apabila digunakan, akan memperoleh
pendapatan. Tanah memperoleh sewa, modal memperoleh bunga dan keahlian
keusahawan memperoleh keuntungandikaitkan dengan sewa tanah.
Dalam konteks ini sewa selalu diartikan sebagai
ganjaran (pendapatan) yang diterima dari penggunaan sebidang tanah. Untuk
memproduksi barangdan jasa diperlukan barang-barang modal dan peralatan
produksi lainnya. Perbelanjaan ke atas barang modal dan peralatan produksi
lainmemerlukan investasi yang dibiayai oleh dana modal.
Para pengusaha memperoleh keuntungan dalam
kegiatannya yaitu pembayaran kepada keahlian keusahawan dan kepada para
pengusaha yang memilikinya, yang menggunakan dalam kegiatan memproduksi.
1.2
Rumusan
Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan sewa ekonomi?
2. Apa
yang dimaksud sewa tanah sebagai satu surplus?
3. Apa
yang dimaksud dengan sewa ekonomi dan pendapatan pindahan?
4. Apa
yang dimaksud dengan modal, suku bunga dan produktivitas modal?
5. Bagaimana
cara menentuksn tingkat bunga?
6. Bagaimana
pendapatan para pengusaha yaitu kentungan?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan
dan menjabarkan sewa ekonomi.
2. Menjelaskan
dan menjabarkan sewa tanah sebagai satu surplus.
3. Menjelaskan
dan menjabarkan sewa ekonomi dan pendapatan pindahan.
4. Menjelaskan
dan menjabarkan modal, suku bunga dan produktivitas modal.
5. Menjelaskan
dan menjabarkan cara menentukan
tingkat bunga.
6. Menjelaskan
dan menjabarkan pendapatan para pengusaha yaitu kentungan.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Sewa
Ekonomi
Definisi Umum
Dalam pngertian yang umum pada
dasarnya sewa ekonomi dapatlah diartikan sebagai harg yang dibayar ke atas
penggunaan tanah dan faktor-faktor produksi lainnya yang jumlah penawarannya
tidak dapat ditambah. Ketika masalah sewa mulai diperhatikan oleh ahli ekonomi,
pengertian itu terutama dikaitkan kepada sewa tanah, yaitu pembayaran yang
harus dilakukan oleh petani-petani ke atas tanah-tanah pertanian yang disewanya
dari tuan-tuan pada masa itu. Seperti dapat dilihat dari definisinya di atas,
pengertian sewa meliputi arti yang lebih luas. Konsep itu meliputi pula
“pembayaran kepada faktor-faktor produksi lainnya yang penawarannya tidak dapat
ditamabah”. Maka, berdasarkan kepada pengertian yang luas ini, pendapatan dari
seorang penyanyi terkenal (seperti Michael Jackson), seorang pemain bola
bayaran (seperti Maradona), dan pendapatan petinju terkenal dari bertinju
(seperti Muhammad Ali), adalah juga tergolong sebagai sewa ekonomi.
Pengertian sewa ekonomi mempunyai arti yang sangat
berbeda dengan pengertian sewa dalam pembicaraan sehari-hari. Dalam pembicaraan
sehari-hari sewa pada pada umumnya diartikan sebagai pembayaran yang dilakukan
suatu keluarga ke atas rumah yang disewanya, atau pembayaran seorsng pengusaha
ke atas bangunan atau toko milik orang lain yang digunakannya. Arti sewa dalam
pembicaraan sehari-hari tersebut tidaklah sama tidaklah sama dalam sewa
ekonomi, karena sewa rumah, gedung atau took tersebut telah meliputi bunga yang
dibayarkan kepada modal yang digunakan untuk mendirikan bangunan-bangunan tersebut.
Definisi lain
Segolongan ahli ekonomi mendefinisikan sewa ekonomi
secara berikut: sewa ekonomi adalah bagian pembayaran ke atas sesuatu factor
produksi yang melebihi dari pendapatan yang diterimanya dari pilihan pekerjaan
lain yang terbaik yang mungkin dilakukannya. Definisi ini mengandung pengertian
yang agak berbeda dengan definisi yang telah dibuat terlebih dahulu. Di dalam
definisi ini sesuatu faktor produksi dipandang sebagai mempunyai beberapa kegunaan.
Pendapatan yang dibayar kepada sesuatu faktor produksi dapat dibedakan dalam
dua bagian. Bagian pertama dinamakan pendapatan pindahan atau transfer
earnings, yaitu bagian dari pendapatan tersebut yang digunakan untuk mencegah
faktor produksi tersebut digunakan untuk kegiatan ekonomi yang lain. Bagian
kedua dinamakan sewa ekonomi, yaitu bagian dari pendapatan yang merupakan
perbedaan diantara pendapatan pindahan. Hal ini akan dijelaskan lebih lanjut
dalam bagian yang kemudian dari uraian mengenai sewa ekonomi.
Tanah dan Sewa Ekonomi
Tanah merupakan faktor produksi yang jumlahnya tidak
dapat diubah, yaitu jumlahnya tidak dapat ditambah atau ikurangi. Yang dapat
dilakukan adalah memperbaiki mutu dari tanah yang tersedia, misalnya dengan
menyediakan irigasi yang baik di tanah-tanah yang digunakan untuk persawahan,
dan membuat proyek-proyek mencegah banjir di tanah-tanah yang sering digenangi
air.
Makin tinggi permintaan, makin tinggi pula sewa
tanah yang harus dibayar. Sedangkan permintaan ke atas tanah tergantung kepada
sampai dimana besarnya permintaan barang-barang yang dapat dihasilkan di atas
tanah tersebut.

Pada mulanya harga barang tersebut tidak terlalu
tinggi dan tidak terlalu rendah. Berdasarkan produksi yang harus dicapai pada
harga tersebut, kenginan petani untuk menggunakan tanah adalah seperti yang
ditunjukkan oleh kurva Dₒ Dₒ. Maka sewa tanah mencapai sebesar Rₒ. Misalkan
secara mendadak, mungkin karena permintaan dari luar negeri yang bertambah
besar. Harga jagung mengalami kenaikan yang sangat tinggi. Lebih banyak orang
yang menanam jagung. Maka permintaan ke atas tanah bergeser Menjadi D₁ D₁. Sebagai
akibatnya sewa tanah naik dari Rₒ menjadi R₁. Sekiranya
keadaan yang sebaliknya yang berlaku, yaitu harga jagung sangat merosot,
permintaan ke atas tanah untuk ditanami jagung akan merosot juga. Katakanlah
permintaan terhadap tanah menurun dari DₒDₒ menjadi D₂D₂. Akibatnya sewa
tanah akan turun dari Rₒ menjadi R₂.
2.2 Sewa Tanah Adalah
Suatu Surplus
Tanah merupakan satu-satunya faktor produksi yang
tidak dapat berubah penawarannya. Tenaga kerja akan selalu bertambah, begitu
juga dengan modal dan keahlian keusahawan. Apabila sewa rumah, bangunan
perkantoran dan bangunan pertokoan mengalami kenaikan yang cukup tinggi maka
akan timbul perangsang kepada para pengusaha untuk menambah penawaran bangunan
tersebut. Sebaliknya, apabila sewa berbagai bangunan tersebut terlalu rendah
kalua dibandingkan dengan modal yang ditanamkan untuk menyediakan bangunan tersebut,
para pemilik modal tidak akan menanamkan modalnya ke sector bangunan.
Harga sewa tanah tidak dapat melakukan peranan yang
sama seperti harga faktor produksi lainnya. Maksudnya, perubahan sewa tanah
tidak akan menimbulkan pengaruh/efek apapun kepada penawarannya. Sewa tanah
bukanlah suatu pembayaran atau perangsang untuk menjamin agar tanah dapat
disesuaikan jumlah dan penawarannya dengan yang diperlkan dalam berbagai
kegiatan ekonomi. Apakah sewanya nol, atau sedikit, atau sangat tinggi, jumlah
tanah yang tersedia untuk digunakan dalam kegiatan ekonomi tetap sama
banyaknya.
2.3 Sewa Ekonomi dan
Pendapatan Pindahan
Setiap faktor produksi, termasuk tanah, dapat
digunakan untuk berbagai kegiatan memproduksi. Tanah, misalnya, dapat digunakan
untuk kegiatan pertanian dan dapat pula digunakan sebagai tempat mendirikan
industry, atau untuk daerah pemukiman. Sebagai tempat untuk kegiatan pertanian
tanah dapat pula digunakan untuk berbagai kegiatan pertanian, yaitu untuk
menanam jagung, padi, atau buah-buahan.
Dalam pengertian yang sudah lebih disempurnakan,
sewa ekonomi juga dinikmati oleh faktor produksi lain yang penawarannya semakin
bertambah apabila harganya naik. Tenaga kerja sebagai contohnya, juga akan
memperoleh sewa ekonomi. Kurva QD=MRP dan SS berturut-turut menggambarkan
permintaan dan penawaran tenaga kerja.

Maka keseimbangan tercapai di titik E, dan berarti
tingkat upah mencapai W dan jumlah tenaga kerja yang digunakan adalah L. Tenaga
kerja ke –L, menerima upah sebanyak W, dan ia juga menginginkan upah sebnyak W
untuk dipekerjakan. Maka tenaga kerja ke-L tidak menerima sewa ekonomi. Tenaga
kerja sebelumnya menghadapi keadaan yang berbeda. Seperti yang dapat dilihat
dari bagian kurva yang berada diantara sumbu tegakdan titik E, kurva tersebut berada
di bawah WE. Keadaan tersebut menggambarkan bahwa tenaga kerja sebelum L
(diantara O dan L) bersedia menerima upah yang lebih rendah dari W. Makin
mendekati O kdudukan kedudukan tenaga kerja tersebut, makin rendah upah yang
dimintanya. Namun demikian, setiap tenaga kerja tersebut pada akhirnya
masing-masing memperoleh upah sebanyak W. Berarti mereka menerima lebih banyak
darpada yang mereka tuntut. Kelebihan tersebut adalah sewa ekonomi. Dengan demikia pendapatan sekuruh tenga kerja
sebanyak OLEW dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu (i) sewa ekonomi, yang
ditunjukkan oleh segitiga W₁EW,
dan (ii) pendapatan pindahan, yang ditunjukkan oleh OLEW₁.
2.4 Modal, Suku Bunga,
dan Produktivitas Modal
Modal dan suku bunga
Pembayaran ke atas modal yang dipinjam dari pihak
lain dinamakan bunga. Bunga yang dinyatakan sebagai persentasi dari modal
dinamakan suku bunga.
·
Faktor utama yang
menentukan permintaan dana modal.
·
Faktor utama yang menentukan
penawaran tabungan oleh masyarakat.
·
Teori-teori yang
menerangkan penentuan suku bunga.
·
Sebab-sebabnya terdapat
beberapa tingkat bunga nominal dan suku bunga riil.
Peranan modal dalam
perekonomian.
Investasi atau penanaman modal adalah pengeluaran sector
perusahaan untuk membeli/memperoleh barang-brang modal yangbaru yang lebih
modern atau untuk menggantikan barang-barang modal lama yang sudah tidak
digunakan lagi atau sudah using. Untuk melakukan penanaman modal para pengusaha
memerlukan dana. Adakalanya dana ini bersumber dari tabungan perusahaan yaitu
dana yang diperoleh dari keuntungan yang tidak dibagikan. Di samping itu banyak
pula perusahaan yang memperoleh dana tersebut dari meminjam dari pihak lain.
Produktivitas modal
Permintaan dana modal yang akan digunakan untuk
investasi tergantung kepada produktivitas dari dana modal tersebut. Dengan
demikian, seperti juga dengan tenaga kerja, faktor yang terutama yang
menentukan permintaan ke atas dan modal adalah produktivitasnya. Produktivitas
dari modal dihitung dengan cara menentukan besarnya pendapatan rata-rata
tahunan neto (yaitu setelah dikurangi dengan penyusutan modal yang digunakan)
dan dinyatakan sebagai persentasi dari modal yang ditanamkan. Produktivitas
modal tersebut dinamakan tingkat pengembalian modal atau rate of returns.
Menentukan tingkat
pengembalian modal
Di dalam kegiatan perusahaan yang sebenarnya
perhtungan tingkat pengembalian modal adalah lebih rumit. Kerumitan tersebut
timbul sebagai akibat dari usia barang modal yang panjang, yaitu ia dapat
digunakan selama beberapa tahun, dan bahkan banyak yang penggunaannya dpat
dilakukan selama berpuluh-puluh tahun. Dengan demikian pendapatan yang
diperoleh dari suatu imvestasi pada umumnya meliputi lebih dari satu tahun.
Apabila sesuatu barang modal digunakan dan memberikan pendapatan selama
beberapa tahun, tingkat pengembalian modal dihitung dengan menggunakan rumus
berikut:
Nilai investasi = 

Dimana nilai investasi menunjukkan besarnya
investasi yang dilakukan oleh perusahaan untuk mewujudkan suatu barang modal
tertentu (misalnya barang modal itu adalah pabrik tenun). Dalam persamaan ini
dimisalkan seluruh investasi dilakukan dalam satu tahun pertama. Seterusnya X₁, X₂, X₃, …. X𝗇
adalah pendapatan bersih, yaitu hasil penjualan pada tahun 1,2,3, setelah
dikurangi oleh biaya produksi dan biaya operasi, perusahaan tersebut di dalam
tahun tahun yang bersamaan. Umur ekonomi barang modal itu adalah n, dan A nilai
barang modal itu pada akhir tahun n. Nilai R ynag dinyatakan dlam persen,
adalah tingkat pengembalian modal perusahaan tersebut. Perusahaan akan dpat
mengetahui nilai investasi yang dilakukannya, dan di samping itu dapat
meramalkan X₁,
X₂,
X₃,….
X𝗇
dan A. Dengan demikian nilai R dapat dihitung. Ia dinyatakan sebagai persentasi
dari nilai investasi.
Permintaan Terhadap
Dana Modal
Berbagai jenis investasi mempunyai pengembalian
modal yang berbeda. Aa yang tingkat pengembalian modalnya tinggi daaan ada pula
tingkat pengembalian modalnya rendah. Apabila para pengusaha mengetahui
sepenuhnya berbagai kemungkinan untuk melakukan investasi, mereka akan
mendahulukan investasi yang tingkat pengembalian modalnya tinggi. Baru setelah
proyek tersebut dilaksanakan , mereka akan mengembangkan proyek yang tingkat
pengembalian modalnya lebih rendah. Dengan demikian secara grafik permintaan ke
atas dana modal adlah seperti yang ditunjukkan dalam gambar.

Kurva Dm menggambarkan permintaan ke atas dana modal
modal. Kurva tersebut menunjukkan perkaitan di antara tingkat pengembalian
modal setiap unit pertambahan barang modal yang dilakukan. Kurva tersebut
menurun dari kiri atas ke kanan bawah karena pada permulaannya investasi akan
dilakukan untuk mengembangkan proyek-proyek yang tingkat pengembalian modalnya
tinggi, dan kemudian diikuti oleh proyek-proyek yang lebih rendah tingkat
pengembalian modalnya.
Sampai dimana perusahaan-perusahaan akan meminta
dana modal tergantung kepada suku bunga yang berlaku dalam perekonomian.
Misalkan suku bunga adalah 10 persen. Pada suku bunga ini adalah tidak
menguntungkan kepada perusahaan untuk melakukan investasi yang tinggi
pengembalian modalnya adalah di bawah 10 persen karena keuntungan yang
diperoleh tidak dapat membayar bunga ke atas dana modal yang dipinjamny. Dengan
demikian pada susku bunga sebesar 10 persen, para pengusaha akan mengembangkan
proyek-proyek yang tingkat pengembalian modalnya setidak-tidaknya sama dengan
suku bunga. Ini berarti apabila suku bunga adalah 10 persen, investasi yang
dilakukan adalah sebanyak Iₒ. Tetapi kalua suku bunga adlah 6 persen lebih
banyak investasi yang akan dilakukan, yaitu sebanyak I₁.
Suku Bunga Dan Tabungan Masyarakat
Dalam suatu perekonomian tidak semua pendapatan yang
diterima masyarakat akan digunakan untuk pengeluaran konsumsi. Sebagian dari
pendapatan tersebut akan disisihkan oleh penerimaan pendapatan sebagai tabungan.
Penampungan ini dilakukan untuk beberapa tujuan, seperti untuk membiayai
pengeluaran konsumsi semasa sudah mencapai usia pensiun, untuk mengumpulkan
biaya pendidikan anak-anak pada masa mereka dewasa, dan untuk berjaga-jaga
didalam menghadapi kesusahan di masa yang akan datang.
Pandangan klasik
Dalam analisis ekonomi terdapat dua pandangan yang
berbeda tentang faktor penting yang menentukan junlah tabungan masyarakat.
Pandangan tradisional, yaitu pandangan ahli-ahli ekonomi yang digolongkan
sebagai ahli ekonomi klasik (ahli-ahli ekonomi yang hidup di akhir abad
kedelapan belas sehingga permulaan abad ke dua puluh), berkeyakinan bahwa
jumlah tabungan yang dilakukan masyarakat ditentukan oleh suku bunga. Semakin
tinggi suku bunga, semakin besar jumlah tabungan yang akan dilakukan
masyarakat. Secara grafik sifat perkaitan ini adalah seperi yang terdapat dalam
gambar 17.4.

Kurva Sₘ adalah kurva tabungan. Keadaan yang semakin naik
tersebut menggambarkan bahwa semakin tinggi suku bunga, semakin banyak jumlah tabungan.
Dapat dilihat bahwa pada waktu suku bunga adalah 6 pesen, jumlah tabungan
adalah S˳ dan tabungan bertambah menjadi S₁ pada waktu suku bunga
mencapai 12 persen.
Pandangan Keynes
Menurut pandangan modern, yaitu pandangan sesudah masa klasik, tabungan
tergantung kepada pendapatan nasional (pendapatan seluruh penduduk dalam
perekonomian). Pada tingkat pendapatan nasional yang rendah tabungan adalah
negatif, yaitu konsumsi masyarakat lebih tinggi dari pendapatan nasional.
Semakin tinggi pendapatan nasional, semakin tinggi tabungan masyarakat. Sifat
berkaitan ini ditunjukkan oleh kurva S dalam Gambar 17.5.

Untuk membiayai konsumsi yang lebih tinggi pada waktu
pendapatan nasional rendah, masyarakat harus menggunakan tabungan yang dibuat
pada masa lalu. Dalam Gambar 17.5 tabungan yang negatif tersebut terjadi pada
tingkat pendapatan kurang dari Y˳. Misalnya pada pendapatan sebesar Y₂ tabungan masyarakat
adalah -S₂. Nilai negatif ini berarti masyarakat tersebut
meminjam dari pihak lain atau menggunakan tabungan masa lalu untuk membiayai
konsumsi yang mereka lakukan. Pada waktu pendapatan nasional adalah Y˳ tabungan
adalah no, dan sesudah itu semakin tinggi pendapatan nasional semakin besar
jumlah tabungan. Pada pendapatan nasional sebesar tabungan adalah S₁. Dari penjelasan ini
dapat dilihat bahwa dalam pandangan modern suku bunga kurang penting peranannya
dalam menentukan jumlah tabungan masyarakat.
Yang manakah merupakan pandangan yang tetap? Pandangan
Klasik atau pandangan Keynes. Susah untuk memberikan jawaban dalam persoalan
ini. Apabila dibandingkan tabungan Amerika Serikat (yang suku bunganya rendah,
tetapi bunganya tinggi) dan di Indonesia (yang suku bunganya tinggi tetapi
tabungannya rendah ), pandangan modern dapat menjelaskan keadaan tersebut.
Walau bagaimanapun dalam jangka pendek ⸺di mana pendapatan nasional adalah
relatif tetap, suku bunga yang lebih tinggi akan dapat menarik lebih banyak
tabungan.
2.5 Penentuan Suku Bunga
Dalam menganalisis faktor-faktor yang menentukan suku bunga juga terdapat
perbedaan pendapat di antara ahli-ahli ekonomi Klasik dan Keynes.
Pandangan Klasik
Menurut ahli ekonomi klasik suku bunga ditentukan oleh permintaan keatas
tabungan penawaran tabungan. Bagaimana kedua-dua faktor ini menentukan suku
bunga ditunjukkan dalam Gambar 17.6.

Kurva S dan I berturut-turut adalah
kurva penawaran dana modal (penawaran tabungan) dan permintaan dana modal
(permintaan keatas tabungan). Maka keseimbangan tercapai di titik E˳ dan ini
menunjukkan bahwa jumlah dana modal yang akan di investasikan adalah I . Suku
bunga adalah r . kalau dimisalkan permintaan keatas modal berubah menjadi I ,
sedangkan penawaran modal tetap sebesar S, keseimbangan pindah ke E₁⸺yang berarti suku bunga
naik dari r˳ menjadi r₁ dan dana yang diinvestasikan pertambahan dari 1˳
menjadi 1₁. Dan apabila permintaan keatas dana modal tetap
sebesar I tetapi penawarannya bertambah menjadi S₁, maka keseimbangan r₂ dan dana yang
diinvestasikan bertambah menjadi I₂.
Pandangan Keynes
Ahli-ahli ekonomi sesudah klasik pada umumnya memberikan sokongan kepada
pandangan Keynes berikut: suku bunga bergantung kepada (i) jumlah uang
yangberedar (penawaran uang) dan (ii) pereferensi likuiditas (permintaan uang).
Yang dimaksudkan dengan pereferensi likuiditas adalah permintaan keatas uang
oleh seluruh masyarakat dalam perekonomian. Keynes menyatakan bahwa permintaan
keatas uang oleh masyarakat mempunyai tiga motivasi / tujuan, yaitu (i) untuk
transaksi, yaitu masyarakat meminta uang untuk membayar konsumsi yang
dilakukannya, (ii) untuk berjaga-jaga, yaitu untuk menghadapi masalah yang
tidak terduga-duga, seperti kematian dan kehilangan pekerjaan, dan (iii) untuk
spekulasi, yaitu untuk ditanamkan ke saham-saham atau surat berharga lain.

Penentuan tingkat bunga yang dikemukakan oleh Keynes
dapat diterangkan dengan menggunakan Gambar 17.7. Kurva LP, atau kurva
preferensi likuiditas, menggambarkan permintaan ke atas uang. Permintaan uang
untuk tujuan transaksi dan berjaga-jaga tergantung kepada pendapatan
masyarakat, yaitu makin tinggi pedapatan masyarakat maka semakin tinggi pula
permintan uang untuk kedua tujuan tersebut. Permintaan uang untuk tujuan
spekulasi tergantung kepada suku bunga, dan sifatnya adalah: pada waktu suku
bunga tinggi hanya sedikit uangbyang akan ditahan masyarakat untuk spekulasi,
tetapi kalau suku bunga rendah maka lebih banyak, uang yang tidak
dispekulasikan (jadi dipegang oleh pemiliknya).oleh sebab sifat permintaan uang
untuk spekulasi yang seperti itu, kurva LP adalah seperti yang terdapat dalam
Gambar 17.7. Kurva M˳ dan M₁ adalah jumlah uang dalam
peredaran, dan bentuknya tidak elastis sempurna karena pada suatu waktu
tertentu jumlah uang adalah tetap. Di dalam Gambar 17.7 ditunjukkan bahwa pada
waktu jumlah uang adalah M˳ suku bunga adalah r˳ dan pada waktu jumlah uang adalah
M₁ suku bunga adalah r₁. Ini menunjukkan bahwa
semakin banyak jumlah uang dalam peredaran semakin rendah suku bunga.
Faktor Penyebab Perbedaan Suku Bunga
Dalam teori, analisis mengenai penentuan suku
bunga selalu menganggap bahwa dalam perekonomian terdapat hanya satu suku
bunga. Di dalam kenyataan, keadaannya adalah sangat berbeda, yaitu didalam
perekonomian terdapat beberapa suku bunga. Seseorang yang menabung uangnya di
bank menerima suku bunga yang berbeda dari seseorang yang meminjam uang di bank.
Suku bunga pinjaman pemerintah berbeda dengan suku bunga yang dibayar konsumen
dan bank mengenakan suku bunga yang berbeda kepada nasabah-nasabahnya.
Perbedaan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor. Yang terpenting diantaranya
diterangkan dibawah ini.
Perbedaan Risiko
Pinjaman pemerintah membayar suku bunga yang
lebih rendah dari suku bunga pinjaman swasta, walaupun begitu pemerintah masih
dapat memperoleh pinjaman yang diperlukannya karena risiko dari meminjamkan
kepada pemerintah sangatlah kecil. Salah satu pertimbangan bank-bank dalam
menentukan suku bunga yang akan dikenakannya adalah risiko dari memberikan
pinjaman tersebut. Kepada usaha yang telah lama berkembang, atau kepada usaha
yang tidak banyak risikonya mereka bersedia mengenakan suku bunga yang rendah.
Kepada usaha yang sangat tinggi risikonya mereka akan mengenakan suku bunga
yang tinggi.
Jangka Waktu Pinjaman
Semakin lama sejumlah modal dipinjamkan, semakin
besar tingkat bunga yang harus dibayar. Salah satu sebab dari keadaan ini adalah
karena risiko yang ditanggung peminjam akan menjadi semakin besar apabila
jangka waktu peminjaman bertambah panjang. Sebab lain adalah karena pemilik
modal kehilangan kebebasan untuk menggunakan modalnya dalam jangka waktu yang
lebih lama. Di samping itu para peminjam bersedia membayar tingkat bunga yang
lebih tinggi, karena mereka mempunyai waktu yang lebih lapang untuk
mengembalikan pinjamannya.
Biaya Administrasi
Pinjaman
Jumlah dana yang dipinjam sangat berbeda,
sedangkan biaya administrasi untuk memproses pinjaman tersebut tidak banyak
berbeda. Apakah sesuatu perusahaan meminjam Rp 100 juta atau Rp 10 juta, biaya
administrasinya adalah sama. Maka diukur dari sudut biaya administrasi untuk
pinjaman per rupiah, pinjaman sebesar Rp 10 juta akan menelan biaya yang lebih
tinggi dari pinjaman sebesar Rp 100 juta. Dengan demikian, berdasarkan kepada
pertimbangan biaya administrasi pinjaman yang relatif lebih kecil jumlahnya
akan membayar suku bunga yng lebih tinggi.
Suku Bunga Nominal Dan
Suku Bunga Riil
Di dalam meminjamkan uang pemilik modal bukan
saja harus memperhatikan suku bunga yang diterima, tetapi juga tingkat inflasi
(presentasi tahunan kenaikan harga-harga) yang berlaku. Apabila tingkat inflasi
adalah lebih tinggi dari suku bunga, pemilik modal akan mengalami kerugian
dalam meminjamkan uangnya karena modal ditambah bunganya, nilai riilnya adalah
lebih rendah dan nilai riil modal sebelum dibungakan.
Karena
kenaikan harga-harga merupakan keadaan yang sering berlaku di setiap nominal,
di dalam membicarakan mengenai suku bunga perlulah dibedakan di antara suku
bunga nominal dan suku bunga riil. Kalau kita baca di surat kabar atau majalah
bahwa suku bunga deposito berjangka satu tahun di sesuatu bank adalah 15 persen
per tahun, maka suku bunga ini dinamakan suku bunga nominal. Ia adalah suku
bunga yang digunakan sebagai ukuran untuk menentukan besarnya bunga yang harus
dibayar oleh pihak peminjam dana modal. Sedangkan tingkat bunga riil
menunjukkan presentasi kenaikan nilai riil daru modal ditambah bunganya dalam
setahun, dinyatakan sebagai presentasi dari nilai riil modal sebelum
dibuangkan. Sebagai contoh, kalau pada waktu yang sama harga-harga naik sebesar
10 persen, nilai riil modal ditambah bunganya bukan mengalami kenaikan sebesar
15 persen. Kenaikan nilai riil modal hanyalah sebanyak (15-10) persen atau 5
prsen. Dengan demikian suku bunga rill adalah 5 persen.
2.6 Pendapatan Para
Pengusaha: Keuntungan
Dalam kegiatan perusahaan, keuntungan ditentukan
dengan cara mengurangkan berbagai biaya yang dikeluarkan dari hasil penjualan
yang diperoleh. Biaya yang dikeluarkan meliputi pengeluaran untuk bahan mentah,
pembayaran upah, pembayaran bunga, sewa tanah, dan penghapusan (depresiasi).
Apabila hasil penjualan yang diperoleh dkurangi dengan biaya-biaya tersebut
nilainya adalah positif maka diperoleh keuntungan.
Dalam
teori ekonomi keuntungan mempunyai arti yang sedikit berbeda dengan pengertian
keuntungan dari segi pembukuan. Ditinjau dari sudut pandangan perusahaan /
pembukuan perusahaan, seperti telah diterangkan diatas, keuntungan adalah
perbedaan nilai uang dari hasil penjualan yang diperoleh dengan seluruh biaya
yang dikeluarkan. Dalam teori ekonomi definisi itu dipandang terlalu luas
karena tidak mempertimbangkan biaya tersembunyi, yaitu biaya produksi yang
tidak dibayar dengan uang tetapi perlu dipandang sebagai bagian dari biaya
produksi. Pengeluaran tersebut (biaya tersembunyi) meliputi pendapatan yang
seharusnya dibayarkan kepada para pengusaha yang menjalankan sendiri
perusahannya, tanah dan modal sendiri yang digunakan dan bangunan dan peralatan
pabrik yang dimiliki sendiri. Keuntungan menurut pandangan pembukuan, apabila
dikurangi lebih lanjut oleh biaya tersembunyi, akan menghasilkan keuntungan
ekonomi atau keuntungan murni (pure profit). Dalam teori ekonomi, kalau
dinyatakan “keuntungan yang dimaksudkan adalah keuntungan ekonomi.
Sumber Keuntungan
Ekonomi: Keahlian Keusahawanan
Seperti juga upah, sewa dan bunga, keuntungan
adalah pembayaran keatas “jasa” yang diberikan oleh sesuatu faktor produksi.
Keuntungan merupakan pembayaran kepada “keahlian keusahawanan” yang disediakan
oleh para pengusaha. Keahlian keusahawanan tersebut akan digunakan para
pengusaha di dalam membuat keputusan-keputusan berikut: (i) menentukan barang
apa yang perlu diproduksikan dan dijual ke pasar, dan berapa banyaknya, dan
(ii) menentukan cara memproduksi yang terbaik dan kombinasi faktor-faktor yang
paling efisien dalam memproduksikan barang tersebut. Dengan demikian pada
pokoknya, dengan menggunakan keahlian keusahawanan yang dimilikinya, fungsi
para pengusaha dalam proses produksi adalah menentukan cara yang paling efisien
didalam menyediakan barang yang dibutuhkan mayarakat. Apabila usaha mereka
berhasil, mereka akan dapat memperoleh balas jasa dan jerih payahnya dalam bentuk keuntungan ekonomi atau
keuntungan murni. Adakalanya usaha mereka mengalami kegagalan di mana hasil
penjualan tidak dapat menutupi seluruh biaya termasuk biaya tersembunyi yang
dikeluarkan.
Ahli-ahli
ekonomi telah mengemukakan beberapa teori lain yang bertujuan untuk menerangkan
sumber-sumber dari wujudnya keuntungan ekonomi. Pada umumnya teori-teori
tersebut menjelaskan bahwa keuntungan adalah pendapatan yang diperoleh para
pengusaha sebagai pembayaran dan melakukan keiatan berikut:
- Menghadapi risiko ketidakpastian di masa yang akan datang.
- Melakukan inovasi / pembauran di dalam berbagai kegiatan ekonomi.
- Mewujudkan kekuasaan monopoli di dalam pasar.
Keuntungan Adalah
Pembayaran Terhadap Risiko
Mendirikan dan menjalankan kegiatan perusahaan
adalah kegiatan ekonomi yang dipenuhi oleh berbagai risiko. Tidak tedapat
jaminan bahwa susuatu usaha akan pasti berhasil. Setiap tahun banyak perusahaan
baru yang muncul. Tetapi banyak pula perusahaan yang gulung tikar dan
pemiliknya mengalami kerugian dalam bentuk uang maupun tenaga yang dikeluarkan.
Mengapa mendirikan perusahaan tidak selalu menguntungkan ?
Kegiatan
perusahaan bukan saja untuk memenuhi permintaan pasar masa sekarang, harga
permintaan pasar di masa yang akan datang. Dalam perekonomian tidaklah mudah
untuk menentukan keadaan yang terjadi di masa yang akan datang. Yang dapat
dilakukan para pengusaha hanyalah membuat ramalan tentang keadaan yang akan
wujud di masa depan. Berdasarkan ramalan tersebut mereka kemudian menentukan
strategi kegiatan usahanya. Para pengusaha harus menentukan apakah produksinya
harus ditambah atau dikurangi. Ramalan tersebut belum tentu tepat. Berarti di
dalam membuat ramalan para pengusaha menghadapi risiko ketidaktepatan
ramalannya. Sebagai akibat ramalannya yang salah pengusaha mengalami kerugian.
Akan tetapi kalau ramalannya benar, maka ia akan mendapat untung. Maka,
ditinjau dari sudut risiko yang dihadapi oleh setiap jenis usaha, keuntungan
dipandang sebagai pembayaran untuk menghadapi risiko.
Pembayaran Untuk Kegiatan
Inovasi
Dalam perekonomian biasanya terdapat banyak
perusahaan yang menghasilkan barang yang sejenis, tetapi sifatnya sangat
mendekati dan dapat menggantikan satu sama lain. Perusahaan-perusaan tersebut
harus saling bersaingan untuk mendapatkan pasaran, dan melakukan kegiatan
produksi yang biaya rata-rtanya di bawah harga pasar. Sampai di mana keuntungan
yang di peroleh, atau kerugian yang dialami, sangat tergantung kepada
usaha-usaha perusahaa untuk meluaskan pasaran dan menimimumkan biaya.
Kegiatan
perusahaan untuk melakukan inovasi, yaitu mengadakan pembaruan dalam manajemen,
pemasaran dan teknik memproduksi, memegang peranan penting di dalam menjamin
kesuksesan usaha tersebut. Dengan melakukan inovasi, teknik memproduksi yang
baru dapat diperkenalkan, mutu produksi dapat diperbaiki, biaya produksi
diturunkan lebih lanjut, dan barang baru diperkenalkan. Langkah-langkah seperti
itu di satu pihak dapat menaikkan hasil penjualan dan di lain pihak menurunkan
biaya per unit produksi. Kedua perubahan ini akan menaikkan keuntungan
perusahaan. Dengan demikian keuntungan dapat pula dipandang sebagai pembayaran
ke atas kegiatan inovasi.
Sebagai Akibat Kekuasaan
Monopoli
Dalam uraian di atas telah di terangkan berbagai
bentuk pasar. Dari analisis dari berbagai bentuk pasar dapat disimpulkan bahwa
di dalam perekonomian terdapat perusahaan-perusahaan baru ke dalam pasar.
Sebagao akibatnya dapat menghalangi kemasukan perusahaan-perusahaan baru ke
dalam pasar. Sebagai akibatnya untuk barang-barang tertentu hanya terdapat
beberapa perusahaan atau ia terdiri dari satu perusahaan saja. Tedapatnya
kemungkinan untuk membatasi persaingan ini memungkinkan perusahaan untuk
memperoleh keuntungan yang melebihi normal di dalam jangka panjang. Keadaan ini
dicapai oleh perusahaan-perusahaan tersebut dengan membatasi poduksi dan
menjamin agar tingkat harga adalah melebihi biaya rata-rata. Dan ahli-ahli
ekonomi berpendapat bahwa keuntungan diperoleh pula dipandang sebagai pendapatan
dari kekuasaan monopoli yang dimiliki perusahaan.
BAB III
PENUTUP
3.1
Simpulan
Sewa
ekonomi merupakan bagian pendapatan suatu faktor produksi/input yang melebihi
bagian pendapartan yang digunakan sebagai ganjaran agar mereka tidak melakukan
suatu kegiatan lain.
Perubahan sewa tanah
tidak akan menimbulkan pengaruh/efek apapun kepada penawarannya.
Faktor produksi,
termasuk tanah, dapat digunakan untuk berbagai kegiatan memproduksi. Tanah,
misalnya, dapat digunakan untuk kegiatan pertanian dan dapat pula digunakan
sebagai tempat mendirikan industry, atau untuk daerah pemukiman.
Pembayaran
ke atas modal yang dipinjam dari pihak lain dinamakan bunga. Bunga yang
dinyatakan sebagai persentasi dari modal dinamakan suku bunga.
Dalam menganalisis faktor-faktor yang menentukan suku
bunga juga terdapat perbedaan pendapat di antara ahli-ahli ekonomi Klasik dan
Keynes.
Kegiatan perusahaan, keuntungan ditentukan dengan cara
mengurangkan berbagai biaya yang dikeluarkan dari hasil penjualan yang diperoleh.
3.2
Saran
Dengan terselesainya makalah ini, penulis berharap kita
semua dapat memahami bagaimana cara menghitung pendapatan nasional yang ada di
Indonesia. Tak ada gading yang tak retak begitu juga dengan makalah ini,
penyusun berharap saran dan kritik demi kemajuan kita semua di masa yang akan
datang.
DAFTAR PUSTAKA
Sukirno, Sadono. 2013. Mikroekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga. Jakarta. PT Raja Grafindo
Persada
thanks sukses selalu
BalasHapusterimakasih🙏🏼 ini sangat membantu🙏🏼👍🏼
BalasHapus