Rabu, 21 Juni 2017

SEWA, BUNGA DAN KEUNTUNGAN



MAKALAH


SEWA, BUNGA DAN KEUNTUNGAN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Ekonomi
Dosen pengampu: Guntur Kusuma Wardana, MM








Disusun Oleh :
Moh. Sigit Basuki
Susi Wulandhari
Uun Hasanah
Widyaningrum
Yuliatin

                                                                                                                                   
PROGAM STUDI EKONOMI SYARI’AH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM IBRAHIMY GENTENG
2016


KATA PENGANTAR

            Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT. Tuhan semesta alam karena atas izinNya kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Sewa, Bunga dan Keuntungan”, dengan lancar, semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan memberikan manfaat bagi kita semua.
            Tak lupa kami sampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini sehingga makalah ini dapat selesai dengan lancar, dan juga memberikan dukungan baik secara moril maupun materiil.
            Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya ,penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kata sempurna untuk itu kami penulis mengharap saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan ke arah yang lebih baik. Akhir kata penulissampaikanterimakasih.






Genteng, 12 Desember 2016





                                    Penulis            








DAFTAR ISI


Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi 
BAB I PENDAHULUAN 
1.Latar Belakang
2.Rumusan Masalah
3.Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN
2.1  Sewa Ekonomi
2.2  Sewa Tanah Sebagai Suatu Surplus
2.3  SewaEkonomi Dan Pendapatan Pindahan
2.4  Modal, Suku Bunga Dan Produktivitas Modal
2.5  Menentukan Tingkat Bunga
2.6  Pendapatan Para Pengusaha Yaitu Kentungan

BAB III PENUTUP
1.   Simpulan
      2.     Saran
                
DAFTAR PUSTAKA

 



BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Dalam perekonomian, di samping tenaga kerja terdapat faktor-faktor produksi lain seperti tanah, modal, dan keahlian keusahawan. Ketiga faktor produksi yang baru disebut ini apabila digunakan, akan memperoleh pendapatan. Tanah memperoleh sewa, modal memperoleh bunga dan keahlian keusahawan memperoleh keuntungandikaitkan dengan sewa tanah.
Dalam konteks ini sewa selalu diartikan sebagai ganjaran (pendapatan) yang diterima dari penggunaan sebidang tanah. Untuk memproduksi barangdan jasa diperlukan barang-barang modal dan peralatan produksi lainnya. Perbelanjaan ke atas barang modal dan peralatan produksi lainmemerlukan investasi yang dibiayai oleh dana modal.
Para pengusaha memperoleh keuntungan dalam kegiatannya yaitu pembayaran kepada keahlian keusahawan dan kepada para pengusaha yang memilikinya, yang menggunakan dalam kegiatan memproduksi.







1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan sewa ekonomi?
2.      Apa yang dimaksud sewa tanah sebagai satu surplus?
3.      Apa yang dimaksud dengan sewa ekonomi dan pendapatan pindahan?
4.      Apa yang dimaksud dengan modal, suku bunga dan produktivitas modal?
5.      Bagaimana cara menentuksn tingkat bunga?
6.      Bagaimana pendapatan para pengusaha yaitu kentungan?


1.3  Tujuan Penulisan
1.      Menjelaskan dan menjabarkan sewa ekonomi.
2.      Menjelaskan dan menjabarkan sewa tanah sebagai satu surplus.
3.      Menjelaskan dan menjabarkan sewa ekonomi dan pendapatan pindahan.
4.      Menjelaskan dan menjabarkan modal, suku bunga dan produktivitas modal.
5.      Menjelaskan dan menjabarkan cara menentukan tingkat bunga.
6.      Menjelaskan dan menjabarkan pendapatan para pengusaha yaitu kentungan.











BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Sewa Ekonomi
Definisi Umum
            Dalam pngertian yang umum pada dasarnya sewa ekonomi dapatlah diartikan sebagai harg yang dibayar ke atas penggunaan tanah dan faktor-faktor produksi lainnya yang jumlah penawarannya tidak dapat ditambah. Ketika masalah sewa mulai diperhatikan oleh ahli ekonomi, pengertian itu terutama dikaitkan kepada sewa tanah, yaitu pembayaran yang harus dilakukan oleh petani-petani ke atas tanah-tanah pertanian yang disewanya dari tuan-tuan pada masa itu. Seperti dapat dilihat dari definisinya di atas, pengertian sewa meliputi arti yang lebih luas. Konsep itu meliputi pula “pembayaran kepada faktor-faktor produksi lainnya yang penawarannya tidak dapat ditamabah”. Maka, berdasarkan kepada pengertian yang luas ini, pendapatan dari seorang penyanyi terkenal (seperti Michael Jackson), seorang pemain bola bayaran (seperti Maradona), dan pendapatan petinju terkenal dari bertinju (seperti Muhammad Ali), adalah juga tergolong sebagai sewa ekonomi.
Pengertian sewa ekonomi mempunyai arti yang sangat berbeda dengan pengertian sewa dalam pembicaraan sehari-hari. Dalam pembicaraan sehari-hari sewa pada pada umumnya diartikan sebagai pembayaran yang dilakukan suatu keluarga ke atas rumah yang disewanya, atau pembayaran seorsng pengusaha ke atas bangunan atau toko milik orang lain yang digunakannya. Arti sewa dalam pembicaraan sehari-hari tersebut tidaklah sama tidaklah sama dalam sewa ekonomi, karena sewa rumah, gedung atau took tersebut telah meliputi bunga yang dibayarkan kepada modal yang digunakan untuk mendirikan bangunan-bangunan tersebut.

Definisi lain
Segolongan ahli ekonomi mendefinisikan sewa ekonomi secara berikut: sewa ekonomi adalah bagian pembayaran ke atas sesuatu factor produksi yang melebihi dari pendapatan yang diterimanya dari pilihan pekerjaan lain yang terbaik yang mungkin dilakukannya. Definisi ini mengandung pengertian yang agak berbeda dengan definisi yang telah dibuat terlebih dahulu. Di dalam definisi ini sesuatu faktor produksi dipandang sebagai mempunyai beberapa kegunaan. Pendapatan yang dibayar kepada sesuatu faktor produksi dapat dibedakan dalam dua bagian. Bagian pertama dinamakan pendapatan pindahan atau transfer earnings, yaitu bagian dari pendapatan tersebut yang digunakan untuk mencegah faktor produksi tersebut digunakan untuk kegiatan ekonomi yang lain. Bagian kedua dinamakan sewa ekonomi, yaitu bagian dari pendapatan yang merupakan perbedaan diantara pendapatan pindahan. Hal ini akan dijelaskan lebih lanjut dalam bagian yang kemudian dari uraian mengenai sewa ekonomi.

Tanah dan Sewa Ekonomi
Tanah merupakan faktor produksi yang jumlahnya tidak dapat diubah, yaitu jumlahnya tidak dapat ditambah atau ikurangi. Yang dapat dilakukan adalah memperbaiki mutu dari tanah yang tersedia, misalnya dengan menyediakan irigasi yang baik di tanah-tanah yang digunakan untuk persawahan, dan membuat proyek-proyek mencegah banjir di tanah-tanah yang sering digenangi air.
Makin tinggi permintaan, makin tinggi pula sewa tanah yang harus dibayar. Sedangkan permintaan ke atas tanah tergantung kepada sampai dimana besarnya permintaan barang-barang yang dapat dihasilkan di atas tanah tersebut.
Pada mulanya harga barang tersebut tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Berdasarkan produksi yang harus dicapai pada harga tersebut, kenginan petani untuk menggunakan tanah adalah seperti yang ditunjukkan oleh kurva Dₒ Dₒ. Maka sewa tanah mencapai sebesar Rₒ. Misalkan secara mendadak, mungkin karena permintaan dari luar negeri yang bertambah besar. Harga jagung mengalami kenaikan yang sangat tinggi. Lebih banyak orang yang menanam jagung. Maka permintaan ke atas tanah bergeser Menjadi D D. Sebagai akibatnya sewa tanah naik dari Rₒ menjadi R. Sekiranya keadaan yang sebaliknya yang berlaku, yaitu harga jagung sangat merosot, permintaan ke atas tanah untuk ditanami jagung akan merosot juga. Katakanlah permintaan terhadap tanah menurun dari DₒDₒ menjadi DD. Akibatnya sewa tanah akan turun dari Rₒ menjadi R.

2.2 Sewa Tanah Adalah Suatu Surplus
Tanah merupakan satu-satunya faktor produksi yang tidak dapat berubah penawarannya. Tenaga kerja akan selalu bertambah, begitu juga dengan modal dan keahlian keusahawan. Apabila sewa rumah, bangunan perkantoran dan bangunan pertokoan mengalami kenaikan yang cukup tinggi maka akan timbul perangsang kepada para pengusaha untuk menambah penawaran bangunan tersebut. Sebaliknya, apabila sewa berbagai bangunan tersebut terlalu rendah kalua dibandingkan dengan modal yang ditanamkan untuk menyediakan bangunan tersebut, para pemilik modal tidak akan menanamkan modalnya ke sector bangunan.
Harga sewa tanah tidak dapat melakukan peranan yang sama seperti harga faktor produksi lainnya. Maksudnya, perubahan sewa tanah tidak akan menimbulkan pengaruh/efek apapun kepada penawarannya. Sewa tanah bukanlah suatu pembayaran atau perangsang untuk menjamin agar tanah dapat disesuaikan jumlah dan penawarannya dengan yang diperlkan dalam berbagai kegiatan ekonomi. Apakah sewanya nol, atau sedikit, atau sangat tinggi, jumlah tanah yang tersedia untuk digunakan dalam kegiatan ekonomi tetap sama banyaknya.

2.3 Sewa Ekonomi dan Pendapatan Pindahan
Setiap faktor produksi, termasuk tanah, dapat digunakan untuk berbagai kegiatan memproduksi. Tanah, misalnya, dapat digunakan untuk kegiatan pertanian dan dapat pula digunakan sebagai tempat mendirikan industry, atau untuk daerah pemukiman. Sebagai tempat untuk kegiatan pertanian tanah dapat pula digunakan untuk berbagai kegiatan pertanian, yaitu untuk menanam jagung, padi, atau buah-buahan.
Dalam pengertian yang sudah lebih disempurnakan, sewa ekonomi juga dinikmati oleh faktor produksi lain yang penawarannya semakin bertambah apabila harganya naik. Tenaga kerja sebagai contohnya, juga akan memperoleh sewa ekonomi. Kurva QD=MRP dan SS berturut-turut menggambarkan permintaan dan penawaran tenaga kerja.
Maka keseimbangan tercapai di titik E, dan berarti tingkat upah mencapai W dan jumlah tenaga kerja yang digunakan adalah L. Tenaga kerja ke –L, menerima upah sebanyak W, dan ia juga menginginkan upah sebnyak W untuk dipekerjakan. Maka tenaga kerja ke-L tidak menerima sewa ekonomi. Tenaga kerja sebelumnya menghadapi keadaan yang berbeda. Seperti yang dapat dilihat dari bagian kurva yang berada diantara sumbu tegakdan titik E, kurva tersebut berada di bawah WE. Keadaan tersebut menggambarkan bahwa tenaga kerja sebelum L (diantara O dan L) bersedia menerima upah yang lebih rendah dari W. Makin mendekati O kdudukan kedudukan tenaga kerja tersebut, makin rendah upah yang dimintanya. Namun demikian, setiap tenaga kerja tersebut pada akhirnya masing-masing memperoleh upah sebanyak W. Berarti mereka menerima lebih banyak darpada yang mereka tuntut. Kelebihan tersebut adalah sewa ekonomi. Dengan demikia pendapatan sekuruh tenga kerja sebanyak OLEW dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu (i) sewa ekonomi, yang ditunjukkan oleh segitiga WEW, dan (ii) pendapatan pindahan, yang ditunjukkan oleh OLEW.




2.4 Modal, Suku Bunga, dan Produktivitas Modal
Modal dan suku bunga
Pembayaran ke atas modal yang dipinjam dari pihak lain dinamakan bunga. Bunga yang dinyatakan sebagai persentasi dari modal dinamakan suku bunga.
Tujuan analis modal dan suku bunga:
·         Faktor utama yang menentukan permintaan dana modal.
·         Faktor utama yang menentukan penawaran tabungan oleh masyarakat.
·         Teori-teori yang menerangkan penentuan suku bunga.
·         Sebab-sebabnya terdapat beberapa tingkat bunga nominal dan suku bunga riil.
Peranan modal dalam perekonomian.
Investasi atau penanaman modal adalah pengeluaran sector perusahaan untuk membeli/memperoleh barang-brang modal yangbaru yang lebih modern atau untuk menggantikan barang-barang modal lama yang sudah tidak digunakan lagi atau sudah using. Untuk melakukan penanaman modal para pengusaha memerlukan dana. Adakalanya dana ini bersumber dari tabungan perusahaan yaitu dana yang diperoleh dari keuntungan yang tidak dibagikan. Di samping itu banyak pula perusahaan yang memperoleh dana tersebut dari meminjam dari pihak lain.
Produktivitas modal
Permintaan dana modal yang akan digunakan untuk investasi tergantung kepada produktivitas dari dana modal tersebut. Dengan demikian, seperti juga dengan tenaga kerja, faktor yang terutama yang menentukan permintaan ke atas dan modal adalah produktivitasnya. Produktivitas dari modal dihitung dengan cara menentukan besarnya pendapatan rata-rata tahunan neto (yaitu setelah dikurangi dengan penyusutan modal yang digunakan) dan dinyatakan sebagai persentasi dari modal yang ditanamkan. Produktivitas modal tersebut dinamakan tingkat pengembalian modal atau rate of returns.
Menentukan tingkat pengembalian modal
Di dalam kegiatan perusahaan yang sebenarnya perhtungan tingkat pengembalian modal adalah lebih rumit. Kerumitan tersebut timbul sebagai akibat dari usia barang modal yang panjang, yaitu ia dapat digunakan selama beberapa tahun, dan bahkan banyak yang penggunaannya dpat dilakukan selama berpuluh-puluh tahun. Dengan demikian pendapatan yang diperoleh dari suatu imvestasi pada umumnya meliputi lebih dari satu tahun. Apabila sesuatu barang modal digunakan dan memberikan pendapatan selama beberapa tahun, tingkat pengembalian modal dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
Nilai investasi =
Dimana nilai investasi menunjukkan besarnya investasi yang dilakukan oleh perusahaan untuk mewujudkan suatu barang modal tertentu (misalnya barang modal itu adalah pabrik tenun). Dalam persamaan ini dimisalkan seluruh investasi dilakukan dalam satu tahun pertama. Seterusnya X, X, X, …. X𝗇 adalah pendapatan bersih, yaitu hasil penjualan pada tahun 1,2,3, setelah dikurangi oleh biaya produksi dan biaya operasi, perusahaan tersebut di dalam tahun tahun yang bersamaan. Umur ekonomi barang modal itu adalah n, dan A nilai barang modal itu pada akhir tahun n. Nilai R ynag dinyatakan dlam persen, adalah tingkat pengembalian modal perusahaan tersebut. Perusahaan akan dpat mengetahui nilai investasi yang dilakukannya, dan di samping itu dapat meramalkan X, X, X,…. X𝗇 dan A. Dengan demikian nilai R dapat dihitung. Ia dinyatakan sebagai persentasi dari nilai investasi.


Permintaan Terhadap Dana Modal
Berbagai jenis investasi mempunyai pengembalian modal yang berbeda. Aa yang tingkat pengembalian modalnya tinggi daaan ada pula tingkat pengembalian modalnya rendah. Apabila para pengusaha mengetahui sepenuhnya berbagai kemungkinan untuk melakukan investasi, mereka akan mendahulukan investasi yang tingkat pengembalian modalnya tinggi. Baru setelah proyek tersebut dilaksanakan , mereka akan mengembangkan proyek yang tingkat pengembalian modalnya lebih rendah. Dengan demikian secara grafik permintaan ke atas dana modal adlah seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
Kurva Dm menggambarkan permintaan ke atas dana modal modal. Kurva tersebut menunjukkan perkaitan di antara tingkat pengembalian modal setiap unit pertambahan barang modal yang dilakukan. Kurva tersebut menurun dari kiri atas ke kanan bawah karena pada permulaannya investasi akan dilakukan untuk mengembangkan proyek-proyek yang tingkat pengembalian modalnya tinggi, dan kemudian diikuti oleh proyek-proyek yang lebih rendah tingkat pengembalian modalnya.
Sampai dimana perusahaan-perusahaan akan meminta dana modal tergantung kepada suku bunga yang berlaku dalam perekonomian. Misalkan suku bunga adalah 10 persen. Pada suku bunga ini adalah tidak menguntungkan kepada perusahaan untuk melakukan investasi yang tinggi pengembalian modalnya adalah di bawah 10 persen karena keuntungan yang diperoleh tidak dapat membayar bunga ke atas dana modal yang dipinjamny. Dengan demikian pada susku bunga sebesar 10 persen, para pengusaha akan mengembangkan proyek-proyek yang tingkat pengembalian modalnya setidak-tidaknya sama dengan suku bunga. Ini berarti apabila suku bunga adalah 10 persen, investasi yang dilakukan adalah sebanyak Iₒ. Tetapi kalua suku bunga adlah 6 persen lebih banyak investasi yang akan dilakukan, yaitu sebanyak I.

Suku Bunga Dan Tabungan Masyarakat
Dalam suatu perekonomian tidak semua pendapatan yang diterima masyarakat akan digunakan untuk pengeluaran konsumsi. Sebagian dari pendapatan tersebut akan disisihkan oleh penerimaan pendapatan sebagai tabungan. Penampungan ini dilakukan untuk beberapa tujuan, seperti untuk membiayai pengeluaran konsumsi semasa sudah mencapai usia pensiun, untuk mengumpulkan biaya pendidikan anak-anak pada masa mereka dewasa, dan untuk berjaga-jaga didalam menghadapi kesusahan di masa yang akan datang.
Pandangan klasik
Dalam analisis ekonomi terdapat dua pandangan yang berbeda tentang faktor penting yang menentukan junlah tabungan masyarakat. Pandangan tradisional, yaitu pandangan ahli-ahli ekonomi yang digolongkan sebagai ahli ekonomi klasik (ahli-ahli ekonomi yang hidup di akhir abad kedelapan belas sehingga permulaan abad ke dua puluh), berkeyakinan bahwa jumlah tabungan yang dilakukan masyarakat ditentukan oleh suku bunga. Semakin tinggi suku bunga, semakin besar jumlah tabungan yang akan dilakukan masyarakat. Secara grafik sifat perkaitan ini adalah seperi yang terdapat dalam gambar 17.4.
            Kurva Sₘ adalah kurva tabungan. Keadaan yang semakin naik tersebut menggambarkan bahwa semakin tinggi suku bunga, semakin banyak jumlah tabungan. Dapat dilihat bahwa pada waktu suku bunga adalah 6 pesen, jumlah tabungan adalah S˳ dan tabungan bertambah menjadi S pada waktu suku bunga mencapai 12 persen.
Pandangan Keynes
Menurut pandangan modern, yaitu pandangan sesudah masa klasik, tabungan tergantung kepada pendapatan nasional (pendapatan seluruh penduduk dalam perekonomian). Pada tingkat pendapatan nasional yang rendah tabungan adalah negatif, yaitu konsumsi masyarakat lebih tinggi dari pendapatan nasional. Semakin tinggi pendapatan nasional, semakin tinggi tabungan masyarakat. Sifat berkaitan ini ditunjukkan oleh kurva S dalam Gambar 17.5.
            Untuk membiayai konsumsi yang lebih tinggi pada waktu pendapatan nasional rendah, masyarakat harus menggunakan tabungan yang dibuat pada masa lalu. Dalam Gambar 17.5 tabungan yang negatif tersebut terjadi pada tingkat pendapatan kurang dari Y˳. Misalnya pada pendapatan sebesar Y tabungan masyarakat adalah -S. Nilai negatif ini berarti masyarakat tersebut meminjam dari pihak lain atau menggunakan tabungan masa lalu untuk membiayai konsumsi yang mereka lakukan. Pada waktu pendapatan nasional adalah Y˳ tabungan adalah no, dan sesudah itu semakin tinggi pendapatan nasional semakin besar jumlah tabungan. Pada pendapatan nasional sebesar tabungan adalah S. Dari penjelasan ini dapat dilihat bahwa dalam pandangan modern suku bunga kurang penting peranannya dalam menentukan jumlah tabungan masyarakat.
            Yang manakah merupakan pandangan yang tetap? Pandangan Klasik atau pandangan Keynes. Susah untuk memberikan jawaban dalam persoalan ini. Apabila dibandingkan tabungan Amerika Serikat (yang suku bunganya rendah, tetapi bunganya tinggi) dan di Indonesia (yang suku bunganya tinggi tetapi tabungannya rendah ), pandangan modern dapat menjelaskan keadaan tersebut. Walau bagaimanapun dalam jangka pendek ⸺di mana pendapatan nasional adalah relatif tetap, suku bunga yang lebih tinggi akan dapat menarik lebih banyak tabungan.

2.5 Penentuan Suku Bunga
Dalam menganalisis faktor-faktor yang menentukan suku bunga juga terdapat perbedaan pendapat di antara ahli-ahli ekonomi Klasik dan Keynes.


Pandangan Klasik
Menurut ahli ekonomi klasik suku bunga ditentukan oleh permintaan keatas tabungan penawaran tabungan. Bagaimana kedua-dua faktor ini menentukan suku bunga ditunjukkan dalam Gambar 17.6.
 Kurva S dan I berturut-turut adalah kurva penawaran dana modal (penawaran tabungan) dan permintaan dana modal (permintaan keatas tabungan). Maka keseimbangan tercapai di titik E˳ dan ini menunjukkan bahwa jumlah dana modal yang akan di investasikan adalah I . Suku bunga adalah r . kalau dimisalkan permintaan keatas modal berubah menjadi I , sedangkan penawaran modal tetap sebesar S, keseimbangan pindah ke E⸺yang berarti suku bunga naik dari r˳ menjadi r dan dana yang diinvestasikan pertambahan dari 1˳ menjadi 1. Dan apabila permintaan keatas dana modal tetap sebesar I tetapi penawarannya bertambah menjadi S, maka keseimbangan r dan dana yang diinvestasikan bertambah menjadi I.
Pandangan Keynes
Ahli-ahli ekonomi sesudah klasik pada umumnya memberikan sokongan kepada pandangan Keynes berikut: suku bunga bergantung kepada (i) jumlah uang yangberedar (penawaran uang) dan (ii) pereferensi likuiditas (permintaan uang). Yang dimaksudkan dengan pereferensi likuiditas adalah permintaan keatas uang oleh seluruh masyarakat dalam perekonomian. Keynes menyatakan bahwa permintaan keatas uang oleh masyarakat mempunyai tiga motivasi / tujuan, yaitu (i) untuk transaksi, yaitu masyarakat meminta uang untuk membayar konsumsi yang dilakukannya, (ii) untuk berjaga-jaga, yaitu untuk menghadapi masalah yang tidak terduga-duga, seperti kematian dan kehilangan pekerjaan, dan (iii) untuk spekulasi, yaitu untuk ditanamkan ke saham-saham atau surat berharga lain.
            Penentuan tingkat bunga yang dikemukakan oleh Keynes dapat diterangkan dengan menggunakan Gambar 17.7. Kurva LP, atau kurva preferensi likuiditas, menggambarkan permintaan ke atas uang. Permintaan uang untuk tujuan transaksi dan berjaga-jaga tergantung kepada pendapatan masyarakat, yaitu makin tinggi pedapatan masyarakat maka semakin tinggi pula permintan uang untuk kedua tujuan tersebut. Permintaan uang untuk tujuan spekulasi tergantung kepada suku bunga, dan sifatnya adalah: pada waktu suku bunga tinggi hanya sedikit uangbyang akan ditahan masyarakat untuk spekulasi, tetapi kalau suku bunga rendah maka lebih banyak, uang yang tidak dispekulasikan (jadi dipegang oleh pemiliknya).oleh sebab sifat permintaan uang untuk spekulasi yang seperti itu, kurva LP adalah seperti yang terdapat dalam Gambar 17.7. Kurva M˳ dan M adalah jumlah uang dalam peredaran, dan bentuknya tidak elastis sempurna karena pada suatu waktu tertentu jumlah uang adalah tetap. Di dalam Gambar 17.7 ditunjukkan bahwa pada waktu jumlah uang adalah M˳ suku bunga adalah r˳ dan pada waktu jumlah uang adalah M suku bunga adalah r. Ini menunjukkan bahwa semakin banyak jumlah uang dalam peredaran semakin rendah suku bunga.
Faktor Penyebab Perbedaan Suku Bunga
Dalam teori, analisis mengenai penentuan suku bunga selalu menganggap bahwa dalam perekonomian terdapat hanya satu suku bunga. Di dalam kenyataan, keadaannya adalah sangat berbeda, yaitu didalam perekonomian terdapat beberapa suku bunga. Seseorang yang menabung uangnya di bank menerima suku bunga yang berbeda dari seseorang yang meminjam uang di bank. Suku bunga pinjaman pemerintah berbeda dengan suku bunga yang dibayar konsumen dan bank mengenakan suku bunga yang berbeda kepada nasabah-nasabahnya. Perbedaan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor. Yang terpenting diantaranya diterangkan dibawah ini.

Perbedaan Risiko
Pinjaman pemerintah membayar suku bunga yang lebih rendah dari suku bunga pinjaman swasta, walaupun begitu pemerintah masih dapat memperoleh pinjaman yang diperlukannya karena risiko dari meminjamkan kepada pemerintah sangatlah kecil. Salah satu pertimbangan bank-bank dalam menentukan suku bunga yang akan dikenakannya adalah risiko dari memberikan pinjaman tersebut. Kepada usaha yang telah lama berkembang, atau kepada usaha yang tidak banyak risikonya mereka bersedia mengenakan suku bunga yang rendah. Kepada usaha yang sangat tinggi risikonya mereka akan mengenakan suku bunga yang tinggi.

Jangka Waktu Pinjaman
Semakin lama sejumlah modal dipinjamkan, semakin besar tingkat bunga yang harus dibayar. Salah satu sebab dari keadaan ini adalah karena risiko yang ditanggung peminjam akan menjadi semakin besar apabila jangka waktu peminjaman bertambah panjang. Sebab lain adalah karena pemilik modal kehilangan kebebasan untuk menggunakan modalnya dalam jangka waktu yang lebih lama. Di samping itu para peminjam bersedia membayar tingkat bunga yang lebih tinggi, karena mereka mempunyai waktu yang lebih lapang untuk mengembalikan pinjamannya.

Biaya Administrasi Pinjaman
Jumlah dana yang dipinjam sangat berbeda, sedangkan biaya administrasi untuk memproses pinjaman tersebut tidak banyak berbeda. Apakah sesuatu perusahaan meminjam Rp 100 juta atau Rp 10 juta, biaya administrasinya adalah sama. Maka diukur dari sudut biaya administrasi untuk pinjaman per rupiah, pinjaman sebesar Rp 10 juta akan menelan biaya yang lebih tinggi dari pinjaman sebesar Rp 100 juta. Dengan demikian, berdasarkan kepada pertimbangan biaya administrasi pinjaman yang relatif lebih kecil jumlahnya akan membayar suku bunga yng lebih tinggi.

Suku Bunga Nominal Dan Suku Bunga Riil
Di dalam meminjamkan uang pemilik modal bukan saja harus memperhatikan suku bunga yang diterima, tetapi juga tingkat inflasi (presentasi tahunan kenaikan harga-harga) yang berlaku. Apabila tingkat inflasi adalah lebih tinggi dari suku bunga, pemilik modal akan mengalami kerugian dalam meminjamkan uangnya karena modal ditambah bunganya, nilai riilnya adalah lebih rendah dan nilai riil modal sebelum dibungakan.
            Karena kenaikan harga-harga merupakan keadaan yang sering berlaku di setiap nominal, di dalam membicarakan mengenai suku bunga perlulah dibedakan di antara suku bunga nominal dan suku bunga riil. Kalau kita baca di surat kabar atau majalah bahwa suku bunga deposito berjangka satu tahun di sesuatu bank adalah 15 persen per tahun, maka suku bunga ini dinamakan suku bunga nominal. Ia adalah suku bunga yang digunakan sebagai ukuran untuk menentukan besarnya bunga yang harus dibayar oleh pihak peminjam dana modal. Sedangkan tingkat bunga riil menunjukkan presentasi kenaikan nilai riil daru modal ditambah bunganya dalam setahun, dinyatakan sebagai presentasi dari nilai riil modal sebelum dibuangkan. Sebagai contoh, kalau pada waktu yang sama harga-harga naik sebesar 10 persen, nilai riil modal ditambah bunganya bukan mengalami kenaikan sebesar 15 persen. Kenaikan nilai riil modal hanyalah sebanyak (15-10) persen atau 5 prsen. Dengan demikian suku bunga rill adalah 5 persen.

2.6 Pendapatan Para Pengusaha: Keuntungan
Dalam kegiatan perusahaan, keuntungan ditentukan dengan cara mengurangkan berbagai biaya yang dikeluarkan dari hasil penjualan yang diperoleh. Biaya yang dikeluarkan meliputi pengeluaran untuk bahan mentah, pembayaran upah, pembayaran bunga, sewa tanah, dan penghapusan (depresiasi). Apabila hasil penjualan yang diperoleh dkurangi dengan biaya-biaya tersebut nilainya adalah positif maka diperoleh keuntungan.
            Dalam teori ekonomi keuntungan mempunyai arti yang sedikit berbeda dengan pengertian keuntungan dari segi pembukuan. Ditinjau dari sudut pandangan perusahaan / pembukuan perusahaan, seperti telah diterangkan diatas, keuntungan adalah perbedaan nilai uang dari hasil penjualan yang diperoleh dengan seluruh biaya yang dikeluarkan. Dalam teori ekonomi definisi itu dipandang terlalu luas karena tidak mempertimbangkan biaya tersembunyi, yaitu biaya produksi yang tidak dibayar dengan uang tetapi perlu dipandang sebagai bagian dari biaya produksi. Pengeluaran tersebut (biaya tersembunyi) meliputi pendapatan yang seharusnya dibayarkan kepada para pengusaha yang menjalankan sendiri perusahannya, tanah dan modal sendiri yang digunakan dan bangunan dan peralatan pabrik yang dimiliki sendiri. Keuntungan menurut pandangan pembukuan, apabila dikurangi lebih lanjut oleh biaya tersembunyi, akan menghasilkan keuntungan ekonomi atau keuntungan murni (pure profit). Dalam teori ekonomi, kalau dinyatakan “keuntungan yang dimaksudkan adalah keuntungan ekonomi.

Sumber Keuntungan Ekonomi: Keahlian Keusahawanan
Seperti juga upah, sewa dan bunga, keuntungan adalah pembayaran keatas “jasa” yang diberikan oleh sesuatu faktor produksi. Keuntungan merupakan pembayaran kepada “keahlian keusahawanan” yang disediakan oleh para pengusaha. Keahlian keusahawanan tersebut akan digunakan para pengusaha di dalam membuat keputusan-keputusan berikut: (i) menentukan barang apa yang perlu diproduksikan dan dijual ke pasar, dan berapa banyaknya, dan (ii) menentukan cara memproduksi yang terbaik dan kombinasi faktor-faktor yang paling efisien dalam memproduksikan barang tersebut. Dengan demikian pada pokoknya, dengan menggunakan keahlian keusahawanan yang dimilikinya, fungsi para pengusaha dalam proses produksi adalah menentukan cara yang paling efisien didalam menyediakan barang yang dibutuhkan mayarakat. Apabila usaha mereka berhasil, mereka akan dapat memperoleh balas jasa dan jerih  payahnya dalam bentuk keuntungan ekonomi atau keuntungan murni. Adakalanya usaha mereka mengalami kegagalan di mana hasil penjualan tidak dapat menutupi seluruh biaya termasuk biaya tersembunyi yang dikeluarkan.
            Ahli-ahli ekonomi telah mengemukakan beberapa teori lain yang bertujuan untuk menerangkan sumber-sumber dari wujudnya keuntungan ekonomi. Pada umumnya teori-teori tersebut menjelaskan bahwa keuntungan adalah pendapatan yang diperoleh para pengusaha sebagai pembayaran dan melakukan keiatan berikut:
  • Menghadapi risiko ketidakpastian di masa yang akan datang.
  • Melakukan inovasi / pembauran di dalam berbagai kegiatan ekonomi.
  • Mewujudkan kekuasaan monopoli di dalam pasar.


Keuntungan Adalah Pembayaran Terhadap Risiko
Mendirikan dan menjalankan kegiatan perusahaan adalah kegiatan ekonomi yang dipenuhi oleh berbagai risiko. Tidak tedapat jaminan bahwa susuatu usaha akan pasti berhasil. Setiap tahun banyak perusahaan baru yang muncul. Tetapi banyak pula perusahaan yang gulung tikar dan pemiliknya mengalami kerugian dalam bentuk uang maupun tenaga yang dikeluarkan. Mengapa mendirikan perusahaan tidak selalu menguntungkan ?
            Kegiatan perusahaan bukan saja untuk memenuhi permintaan pasar masa sekarang, harga permintaan pasar di masa yang akan datang. Dalam perekonomian tidaklah mudah untuk menentukan keadaan yang terjadi di masa yang akan datang. Yang dapat dilakukan para pengusaha hanyalah membuat ramalan tentang keadaan yang akan wujud di masa depan. Berdasarkan ramalan tersebut mereka kemudian menentukan strategi kegiatan usahanya. Para pengusaha harus menentukan apakah produksinya harus ditambah atau dikurangi. Ramalan tersebut belum tentu tepat. Berarti di dalam membuat ramalan para pengusaha menghadapi risiko ketidaktepatan ramalannya. Sebagai akibat ramalannya yang salah pengusaha mengalami kerugian. Akan tetapi kalau ramalannya benar, maka ia akan mendapat untung. Maka, ditinjau dari sudut risiko yang dihadapi oleh setiap jenis usaha, keuntungan dipandang sebagai pembayaran untuk menghadapi risiko.

Pembayaran Untuk Kegiatan Inovasi
Dalam perekonomian biasanya terdapat banyak perusahaan yang menghasilkan barang yang sejenis, tetapi sifatnya sangat mendekati dan dapat menggantikan satu sama lain. Perusahaan-perusaan tersebut harus saling bersaingan untuk mendapatkan pasaran, dan melakukan kegiatan produksi yang biaya rata-rtanya di bawah harga pasar. Sampai di mana keuntungan yang di peroleh, atau kerugian yang dialami, sangat tergantung kepada usaha-usaha perusahaa untuk meluaskan pasaran dan menimimumkan biaya.
            Kegiatan perusahaan untuk melakukan inovasi, yaitu mengadakan pembaruan dalam manajemen, pemasaran dan teknik memproduksi, memegang peranan penting di dalam menjamin kesuksesan usaha tersebut. Dengan melakukan inovasi, teknik memproduksi yang baru dapat diperkenalkan, mutu produksi dapat diperbaiki, biaya produksi diturunkan lebih lanjut, dan barang baru diperkenalkan. Langkah-langkah seperti itu di satu pihak dapat menaikkan hasil penjualan dan di lain pihak menurunkan biaya per unit produksi. Kedua perubahan ini akan menaikkan keuntungan perusahaan. Dengan demikian keuntungan dapat pula dipandang sebagai pembayaran ke atas kegiatan inovasi.

Sebagai Akibat Kekuasaan Monopoli
Dalam uraian di atas telah di terangkan berbagai bentuk pasar. Dari analisis dari berbagai bentuk pasar dapat disimpulkan bahwa di dalam perekonomian terdapat perusahaan-perusahaan baru ke dalam pasar. Sebagao akibatnya dapat menghalangi kemasukan perusahaan-perusahaan baru ke dalam pasar. Sebagai akibatnya untuk barang-barang tertentu hanya terdapat beberapa perusahaan atau ia terdiri dari satu perusahaan saja. Tedapatnya kemungkinan untuk membatasi persaingan ini memungkinkan perusahaan untuk memperoleh keuntungan yang melebihi normal di dalam jangka panjang. Keadaan ini dicapai oleh perusahaan-perusahaan tersebut dengan membatasi poduksi dan menjamin agar tingkat harga adalah melebihi biaya rata-rata. Dan ahli-ahli ekonomi berpendapat bahwa keuntungan diperoleh pula dipandang sebagai pendapatan dari kekuasaan monopoli yang dimiliki perusahaan.










BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
            Sewa ekonomi merupakan bagian pendapatan suatu faktor produksi/input yang melebihi bagian pendapartan yang digunakan sebagai ganjaran agar mereka tidak melakukan suatu kegiatan lain.
Perubahan sewa tanah tidak akan menimbulkan pengaruh/efek apapun kepada penawarannya.
Faktor produksi, termasuk tanah, dapat digunakan untuk berbagai kegiatan memproduksi. Tanah, misalnya, dapat digunakan untuk kegiatan pertanian dan dapat pula digunakan sebagai tempat mendirikan industry, atau untuk daerah pemukiman.
            Pembayaran ke atas modal yang dipinjam dari pihak lain dinamakan bunga. Bunga yang dinyatakan sebagai persentasi dari modal dinamakan suku bunga.
Dalam menganalisis faktor-faktor yang menentukan suku bunga juga terdapat perbedaan pendapat di antara ahli-ahli ekonomi Klasik dan Keynes.
Kegiatan perusahaan, keuntungan ditentukan dengan cara mengurangkan berbagai biaya yang dikeluarkan dari hasil penjualan yang diperoleh.

3.2 Saran
            Dengan terselesainya makalah ini, penulis berharap kita semua dapat memahami bagaimana cara menghitung pendapatan nasional yang ada di Indonesia. Tak ada gading yang tak retak begitu juga dengan makalah ini, penyusun berharap saran dan kritik demi kemajuan kita semua di masa yang akan datang.






DAFTAR PUSTAKA
Sukirno, Sadono. 2013. Mikroekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada

2 komentar: